Berdasarkan permintaan pemerintah, Bank Dunia memprakarsai, merancang
dan menyusun dasar hukum untuk pembentukan Badan Rekonstruksi dan
Rehabilitasi (BRR), yang berhasil mengelola rekonstruksi dan
rehabilitasi yang kompleks di Aceh dan Nias setelah dilanda tsunami di
bulan Desember 2004.
Adapun bantuan-bantuan yang diberikan bank dunia kepada Indonesia adalah Multi-Donor Fund for Aceh and Nias (MDF) Bank Dunia.
MDF ini berisi tentang upaya Bank Dunia dengan melakukan rehabilitasi dan pemulihan di Aceh dan Nias‚ dengan berfokus pada
rekonstruksi pasca tsunami, pembangunan lembaga, dukungan analitis dan
pengawasan kemajuan. Bank memobilisasi lebih dari US$700 juta dalam
bentuk komitmen dari 15 donor untuk mendukung Multi-Donor Fund (MDF)
untuk Aceh dan Nias (di bawah pengelolaan Bank Dunia), sekaligus
memanfaatkan Dana Perwalian bilateral tambahan dan melalui
restrukturisasi proyek International Development Association (IDA). MDF membantu membangun 4.400 rumah baru; merehabilitasi 4.050 rumah
lama; membangun 43 posyandu; membangun atau memperbaiki 282 sekolah;
memperbaiki 846 jembatan; membangun kembali 2.330 kilometer jalan desa
dan 199 kilometer jalan perkotaan; membiayai 1.211 proyek irigasi dan
drainase di perdesaan; merehabilitasi 178 kilometer drainase di
perkotaan; membangun 1.148 sistem air bersih; dan membangun 1.032 unit
sanitasi. Pelajaran yang didapatkan dari Aceh berhasil diterapkan dalam
rekonstruksi di Yogyakarta dan Jawa Tengah yang disebut dengan Java Reconstruction Fund (JRF) setelah terjadi gempa bumi di
bulan Mei 206. Berdasarkan permintaan pemerintah, Bank Dunia juga
membentuk Multi-Donor Java Reconstruction Fund (JRF), yang mengumpulkan
lebih dari US$85 juta dalam bentuk hibah, terutama untuk mendukung
rekonstruksi perumahan. Pada bulan Maret 2007, 146.173 unit rumah telah
dibangun melalui dukungan Bank Dunia.
Sumber : http://www.worldbank.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar